INJAK PEDAL DALAM INI HIDUPKU !!



Wednesday, March 10, 2010

WAHAI SAHABATKU KAPAN KITA BERSUA??






Wahai sahabatku..
Aku bukanlah Raja..aku tetap seperti dulu ..
Aku rakyat jelata…

Aku kaum marjinal
Aku seorang Marhaen ….

Wahai sahabatku
Aku yang selalu di selimuti rasa takut,
apakah esok hari aku masih bisa makan atau tidak..
Seandainya aku bisa makan,
belum tentu makanan itu layak untuk seorang manusia..

Wahai Sahabatku…..
Perjuangan itu masih terekam jelas di otakku…
Apabila kau suruh aku menceritakannya ..

Ku yakin tak satupun peristiwa yang terlewat olehku..

Sungguh sebuah perjuangan yang sangat berarti bagiku ….


Wahai Sahabatku..
Saat ini dan selamanya aku butuh orang sepertimu

Sosok sahabat yng menelurkan pemikiran brilian..


Wahai sahabatku…
Aku merindukan tatanan masyarakat
adil makmur
sejahtera dan sentosa….
Mari kita kembali berjuang bersama-sama
melenyapkan tirani…


Wahai sahabatku..
Kapan kita bersua?
menancapkan cita-cita luhur kita …
SATU BUMI TANPA PENINDASAN

(Metal Yeaah)

Monday, March 08, 2010

Apakah agama islam masih relevan atau memang sudah usangkah ajaran islam itu???, pasalnya banyak orang beragama islam dalam menjalankan sendi -sendi kehidupannya sekarang ini tidak sejalan, tidak sesuai dengan ajaran-ajaran islam. Banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang di lakukan oleh tokoh-tokoh agama. Mereka telah menjadikan agama sebuah komoditas komersial. Artinya makna-makna yang terkandung dalam kitab suci al quran itu telah mengalami distorsi, penafsiran itu sengaja di geser oleh elit-elit tokoh agama untuk menyukseskan kepentinganya di dunia.


Seperti apa yang telah saya alami, ketika saya sedang meminta izin kepada salah seorang tokoh agama terkait akan diadakannya pagelaran musik di wilayah saya. Dengan bermodalkan proposal dan mental, saya segera bergegas menuju rumah tokoh agama yang akrab disapa pak uztad Ahmad ini. Setibanya di depan rumah sang uztad, tak lupa saya ucapakan salam “assalamulaikum”, namun tak ada jawaban .Saya ulang beberapa kali, tetap saja tak ada yang menyambut ucapan salam saya. Karena di hinggapi rasa penasaran saya mencoba mengulang sekali lagi, tapi kali ini sayup-sayup terdengar "walaikum salam" dari balik dinding, pertanda ada orang. Lalu tak lama pintu terbuka, nampak seorang laki-laki memakai baju kokoh, peci putih di atas kepala, dan celana panjang hitam. Ya itulah pak uztad Ahmad yang cukup di hormati dan di pandang di wilayah saya tinggal


Kemudian saya di persilahkan masuk ....


Saya pun sudah berada di ruang sesak dihiasi simbol-simbol bernada islam, namun sofa empuk yang saya duduki sedikit mengobati rasa sesak saya. Dalam misi ini saya gunakan pendekatan secara persuasif, karena pendekatan persuasif merupakan cara tepat dalam sebuah pelobian untuk men”goal”kan suatu urusan. Tanpa basa basi langsung saja saya mengutarakan maksud kedatangan saya. Saya memulai perbincangan dengan membahas nama kegiatan itu sendiri. Baru beberapa menit saya menjelaskan, tiba-tiba hp yang berada di saku celana pak uztad bergetar mengeluarkan suara ”asslmulakum”, ”maaf saya angkat telepon dulu” ujar pak uztad.


Sontak saya kaget, terkejut dalam hati...


Seketika itu perbincagan terhenti dan saya hanya terdiam. Kondisi seperti ini memaksa saya untuk mendengar obrolan pak uztad dalam sebuah alat komunikasi. Namun di sela-sela obrolan tersebut telontar pernyataan seperti ini kapan meninggalnya?oowhh... job gede ini mah..hahahaha.. ya udah entar saya kesana” dari sang uztad. Sontak saya kaget, terkejut dalam hati. Sungguh miris mendengarnya, kenapa pernyataan itu bisa terlontar dari seorang uztad yang berlabel suci ini?? dan parahnya lagi di lanjuti tawa terbahak-bahak. Apakah memang ahlak seperti itu yang diajarkan agama islam dengan tertawa diatas penderitaan orang lain.???. Ahhk tapi saya tidak berpikir macam –macam. Misi saya hanya untuk meng”goal”kan acara pagelaran musik di wilayah saya agar dapat disetujui pak uztad yang dianggap sesepuh ini.



Akhirnya ”Misi compleete”..


Pak uztad akhirnya mengakhiri perbincangan di telepon ”maaf ya lama, trus tadi sampe dimana? lanjutin” imbuh pak uztadz yang wajahnya tampak senang setelah mendapat kabar tadi. Saya kembali lagi melanjutkan misi saya. Baru di tengah perbincang kira 5 menit berlalu, tiba-tiba pak uztad memotong pembicaraaan ” pak ustad sih setuju acara pagelara musik ini asal kreatifitas yang di ekpresikan tidak lari ke arah yang negatif!! Nampaknya pak uztad paham apa yang saya harapkan. Akhirnya ”Misi compleete” segera saya angkat kaki dari rumah itu. (metal yeahh)

Thursday, March 04, 2010

Aku dan Keluargaku

Tepat tanggal 14 april 1985, di malam hari seorang ibu berhasil memindahkan dua insan manusia dari rahimnya yang gelap gulita ke dimensi baru terang benderang. Melalui sebuah proses yang memakan waktu cukup panjang dan sangat menegangkan, seorang ibu mempertaruhkan nyawannya agar mahluk yang berada dalam kandunganya terlepas dari ajalnya.

Ya... dua insan manusia itu adalah aku dan satunya lagi tak lain tak bukan saudara kembaranku. Kedua orang tuaku memberikan aku nama Rinaldo sedangkan kembaranku dengan nama Ronaldi. Menurut orang tuaku rentang waktu kelahiran antar aku dan kembaranku memakan selisih waktu cukup lama. Pada saat itu Ronaldi lebih dahulu keluar dari rahim ibuku, dan 15 menit kemudian barulah aku menyusul ke dunia.

Aku memang terlahir kembar, tapi kembar ku ini tidaklah sama pada umumnya orang kembar. Aku ini bukan kembar identik, jadi secara fisik aku tidak begitu mirip dengan Ronaldi. Aku mempunyai bobot tubuh minimalis alias kurus sedangkan Ronaldi padat berisi, cukup gemuk. Dari lahir, balita, sampai dewasa timbangan tubuh ku tetap saja menunjukkan kalau aku ini masih harus menyandang gelar kurus, tidak bisa menandiningi kembaranku.

Tidak hanya dilihat dari bobot tubuh saja yang meragukan banyak orang bahwa aku kembar, bahkan keluargaku sendiri terheran- heran kenapa aku tidak seprti orang kembar? Keraguan itu di perkuat dengan cara penampilanku sehari-hari sangat amat jauh berbeda dengan kembaranku. Aku selalu berambut panjang, kemana-mana selalu menggunakan kaos hitam, jeans belel robek tidak karuan, dan sandal jepit. Sebaliknya kembaranku botak, mengunakan pakaian cukup rapi. Salah seorang temanku mengatakan penampilanku seperti orang tidak punya, seperti gembel beda dengan kembaranku . Tapi Celoteh itu tak kutanggapi, kubiarkan lalu bersama angin...............



........................ bersambung